0

Tingkatan Fobia Sekolah Yang Dialami Anak-anak

Apakah ananda pernah mengalami mogok sekolah? Ada suatu masalah yang membuat ananda bilang , "Hari ini aku nggak usah sekolah ya, Bunda. Kepalaku sakit banget". Atau mengeluh sakit perut dan sebagainya. Nah, waspada dengan gejala anak-anak yang malas ke sekolah. Kalo sudah merasa tertekan pergi ke sekolah, harap waspada . Bisa jadi dia sudah masuk ke Fobia Sekolah. Wah, fobia apa lagi tuh? 

Fobia sekolah, ada tingkatannya. Dari yang tahap awal sampai tahap paling berat. Berikut penjelasannya.
1. Fobia Sekolah Tahap Awal (Initial School Refused Behavior) . 
Anak akan menolak masuk sekolah dengan tiba-tiba. Ketakutan anak ke sekolah harus cepat ditangani. Jangan di anggap remeh, karena ketakutannya akan semakin bertambah. Ketakutan ini biasanya kurang dari satu minggu. 

2. Fobia Sekolah Tahap Tengah ( Substantial School Refused Behavior)
Ketakutan ini lebih dari satu minggu. Pada tahap ini orangtua perlu bekerja sama dengan guru kelas, konseor anak, dan guru BP di sekolah. Karena kalau tidak diselesaikan , akan membuat anak malas belajar dan kehilangan motivasi sekolah. Ini sangat berbahaya.

3. Fobia Sekolah Tahap Akut (Acute School Refused Behavior) 
Kalau sudah tahap akut, anak melakukan penolakan sekolah sekitar 2 minggu sampai setahun. Orangtua harus mengusahakan untuk konsultasi ke psikolog dan harus melakukan beberapa kali terapi. Karena sangat penting untuk mengembalikan motivasi anak untuk belajar lagi. 

4. Fobia Sekolah Tahap Paling Berat (Chronic School Refused Behavior)
Ini kasus Fobia yang paling berat. Anak menolak untuk berangkat sekolah lebih dari setahun. Mau berangkat sekolah, tapi kemudian sampai di sekolah minta pulang lagi. Atau sering ke sekolah dengan kondisi menangis, menempel terus dengan orangtuanya (pengasuhnya), bahkan sering menjerit di kelas, selalu agresif, bahkan sering menentang guru-gurunya.  



Nah, apa yang harus kita lakukan ketika menghadapi anak yang mogok sekolah? Tentu kita harus hati-hati dan bijak dalam menentukan langkah. kita harus tahu dulu apa saja penyebab anak-anak mogok tidak mau ke sekolah . 
      Diantara penyebab tersebut adalah :
- Psikolog dari University of Massachusette, Marie Hartwell Walker, mengatakan :bagi anak , rutinitas di sekolah setiap hari bisa menimbulkan kejenuhan dan stress. Bisa juga pelajaran yang tidak disukai semakin hari semakin sulit. Atau dia pernah mendapatkan pengalaman buruk tak bisa mengerjakan soal di depan kelas , sehingga merasa malu.
- Akibat Bullying . Hubungan dengan teman yang kurang baik, mengakibatkan anak merasa kurang percaya diri .
- Akibat kondisi di rumah yang kurang harmonis. Anak-anak yang sering mendengar pertengkaran orangtua, dia akan mengalami tekanan emosional dan ini membuat anak-anak tidak bisa konsentrasi di sekolah.    
 
Baiklah, kalau kita sudah tahu penyebabnya, kita harus bisa segera mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi anak. Supaya Fobia Sekolah-nya cepat diatasi dan segera menemukan semangat ke sekolah dan mencapai cita-cita !







0

Ayo Peka Pada Bakat Anak

         Ingin segera berbagi tulisan saya sekitar setahun yang lalu (JP Radar Bromo) . Biar agak lama tapi masih bisa diaplikasikan pada anak-anak. Tak ada kata terlambat untuk terus belajar . Yuuk, silakan baca-baca :) Karena bakat anak adalah harta yang tak ternilai yang seharusnya dikembangkan semaksimal mungkin. Tak bijak kalau kita sudah tahu bakat anak, tapi tak memedulikannya . Yang ada pastilah penyesalan di belakang hari.




 
                                     Ayo , Peka Pada Bakat Anak
            Bulan April identik dengan Hari Kartini. Dan hari Kartini identik dengan perempuan. Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai perempuan Indonesia masa kini? Isu-isu feminisme, persamaan gender, persamaan hak dan kewajiban atau isu problema wanita karier atau poligami, sepertinya menjadi masalah yang sudah terlalu sering dibicarakan. Namun yang lebih penting untuk perempuan adalah menyiapkan anak-anak kita menjadi generasi taqwa (takut pada Tuhannya), mandiri, kreatif, dan punya keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Ini sangat penting dalam menghadapai jaman yang semakin kompetitif . Orang kreatif menjadi modal yang utama dalam menapaki permasalahan kehidupan selanjutnya.

Tugas Perempuan
            Tugas perempuan jaman sekarang lebih berat? Jelas. Tidak ada yang bisa membantah opini itu. Menjadi ibu adalah keniscayaan seorang perempuan yang sungguh sangat berat. Meski kadang ada beberapa perempuan yang tidak punya keinginan menjadi seorang ibu. Jaman sekarang, seorang ibu tidak hanya dituntut untuk menjalani peran mengurus Rumah Tangga, suami, rumah dan mengurus anak-anak dari bangun tidur sampai tidur lagi. Tapi lebih dari itu, juga harus bisa membantu menggali potensi anak sejak dini. Namun apa yang terjadi saat ini? Sepertinya pengetahuan para ibu di masyarakat kita masih minim tentang segala sesuatu terkait dengan potensi dan bakat anak.
            Contohnya, baru-baru ini ada seorang ibu yang mempunyai anak TK yang sudah punya bakat menggambar yang luar biasa. Pernah suatu hari dia melihat kejadian kecelakaan di jalan. Dan dengan antusiasnya dia menceritakan kronologi kejadian kecelakaan itu dengan cara menggambar , lengkap dengan gambar kendaraan , orang-orang di sekitarnya dan kondisi jalanan pada saat kecelakaan terjadi. Dengan gambar yang sangat detail dan sangat jelas. Tapi apa kenyataannya? Ibunya sama sekali tidak mendukung bakat anaknya tersebut. Tidak pernah diikutkan ke lomba-lomba menggambar dan mewarnai, atau lomba sejenis. Tidak pernah dibelikan crayon atau spidol untuk latihan di rumah ( crayon hanya ada di sekolah), apalagi diikutkan kursus menggambar atau mewarnai. Saat ditanya, mengapa tidak memberikan fasilitas untuk anaknya yang punya bakat luar biasa seperti itu? Lalu apa jawabannya? “Saya tidak mau anak saya menjadi pelukis”.  Jawaban yang sangat naïf dan sangat sempit sudut pandangnya. Namun  itulah jawaban dari sebagian besar para orangtua yang masih sempit wawasannya tentang seni dan imajinasi otak kanan. Keinginan orangtua kebanyakan masih berkisar tentang “ sekolah yang tinggi”, lalu bekerja di perusahaan yang bonafid atau menjadi pegawai negeri saja supaya aman.