Ayo
, Peka Pada Bakat Anak
Bulan April identik dengan Hari
Kartini. Dan hari Kartini identik dengan perempuan. Lalu, apa yang harus kita
lakukan sebagai perempuan Indonesia masa kini? Isu-isu feminisme, persamaan
gender, persamaan hak dan kewajiban atau isu problema wanita karier atau
poligami, sepertinya menjadi masalah yang sudah terlalu sering dibicarakan.
Namun yang lebih penting untuk perempuan adalah menyiapkan anak-anak kita
menjadi generasi taqwa (takut pada Tuhannya), mandiri, kreatif, dan punya
keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Ini sangat penting dalam menghadapai
jaman yang semakin kompetitif . Orang kreatif menjadi modal yang utama dalam
menapaki permasalahan kehidupan selanjutnya.
Tugas Perempuan
Tugas perempuan jaman sekarang lebih
berat? Jelas. Tidak ada yang bisa membantah opini itu. Menjadi ibu adalah
keniscayaan seorang perempuan yang sungguh sangat berat. Meski kadang ada
beberapa perempuan yang tidak punya keinginan menjadi seorang ibu. Jaman
sekarang, seorang ibu tidak hanya dituntut untuk menjalani peran mengurus Rumah
Tangga, suami, rumah dan mengurus anak-anak dari bangun tidur sampai tidur
lagi. Tapi lebih dari itu, juga harus bisa membantu menggali potensi anak sejak
dini. Namun apa yang terjadi saat ini? Sepertinya pengetahuan para ibu di
masyarakat kita masih minim tentang segala sesuatu terkait dengan potensi dan
bakat anak.
Contohnya, baru-baru ini ada seorang
ibu yang mempunyai anak TK yang sudah punya bakat menggambar yang luar biasa.
Pernah suatu hari dia melihat kejadian kecelakaan di jalan. Dan dengan
antusiasnya dia menceritakan kronologi kejadian kecelakaan itu dengan cara
menggambar , lengkap dengan gambar kendaraan , orang-orang di sekitarnya dan
kondisi jalanan pada saat kecelakaan terjadi. Dengan gambar yang sangat detail
dan sangat jelas. Tapi apa kenyataannya? Ibunya sama sekali tidak mendukung
bakat anaknya tersebut. Tidak pernah diikutkan ke lomba-lomba menggambar dan
mewarnai, atau lomba sejenis. Tidak pernah dibelikan crayon atau spidol untuk
latihan di rumah ( crayon hanya ada di sekolah), apalagi diikutkan kursus
menggambar atau mewarnai. Saat ditanya, mengapa tidak memberikan fasilitas
untuk anaknya yang punya bakat luar biasa seperti itu? Lalu apa jawabannya?
“Saya tidak mau anak saya menjadi pelukis”.
Jawaban yang sangat naïf dan sangat sempit sudut pandangnya. Namun itulah jawaban dari sebagian besar para
orangtua yang masih sempit wawasannya tentang seni dan imajinasi otak kanan. Keinginan
orangtua kebanyakan masih berkisar tentang “ sekolah yang tinggi”, lalu bekerja
di perusahaan yang bonafid atau menjadi pegawai negeri saja supaya aman.
Fakta tentang Seni dan Trend
Profesi Saat Ini
Banyak orangtua yang punya pandangan
sempit tentang “hobi menggambar” anaknya. Dari kecil sudah suka corat-coret
tembok rumah, mencoret buku, menggambar di tembok sekolah, atau di mana saja
tempat yang bisa membuat ekspresi pensil dan krayonnya merajalela. “Mau jadi
apa anakku ini?” . Mungkin hanya itu pertanyaan yang ada di benak para orangtua
saat melihat anaknya mulai beraksi. Apakah ada kemarahan dan emosi? Tentu banyak orangtua yang emosi menghadapi “kenakalan” anaknya dan
berpikir negative. “Aku tidak mau anakku menjadi pelukis”. Apakah “hanya” itu
yang kita pikirkan?
Sempit sekali kalau pemikiran kita
hanya sebatas itu. Apakah penghobi menggambar “hanya” akan menjadi pelukis saat
dewasa kelak? Tentu saja tidak. Hobi menggambar adalah cikal bakal orang-orang
genius yang bisa merubah dunia. Hobi yang sangat luar biasa. Coba lihat para
arsitek, desainer fashion, desainer iklan TV, desainer gadget teknologi, para
penemu dan ilmuwan genius. Semua melakukan hal yang luar biasa itu , mengawali
dengan mencorat-coret dan menggambar ! Tengoklah industri kreatif televisi dan
media elektonik dunia maya yang “hidup” dengan banyaknya desainer yang malang
melintang. Mulai desain kostum pengisi acara, periklanan, sampai, desain
websitenya.
Coba amati industri fashion yang
juga luar biasa di Indonesia. Pada tahun 2010, nilai ekspor produk fashion
sudah mencapai Rp 72 triliun, dan nilai ini meningkat sekitar 18,04 persen dari
tahun sebelumnya. Selain meningkatkan pendapatan negara, industri ini juga
memiliki nilai positif karena dapat menyerap tenaga kerja dan penyediaan
lapangan usaha nasional. Fakta di lapangan industri fashion mendominasi sektor
industri kreatif sebesar 54,32 persen dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak
4,13 juta orang, atau 4,22 persen dari tingkat partisipasi penyerapan tenaga
kerja nasional.
Nah, dari kenyataan di atas, tidak
ada alasan kita melarang anak-anak kita yang suka menggambar. Jadi,
bersyukurlah para orangtua yang mempunyai anak yang suka menggambar. Bahkan di
kota-kota besar seperti Jakarta, sudah banyak kursus menggambar untuk anak yang
memang berbakat .Misalnya ada kursus menggambar komik manga (komik Jepang).
Tujuannya untuk mengasah dan mengarahkan bakatnya supaya menjadi sosok yang
professional di bidangnya. Malah ada anak-anak yang masih sekolah SMA sudah
bisa mendapatkan uang aku sendiri dengan “tidak sengaja”. Mereka menggambar
(mendesain) untuk kaos . Lalu meng-upload di blog mereka. Awalnya mereka hanya
pamer karya saja. Tapi selanjutnya banyak orang luar negeri yang malah ingin
membeli desain anak-anak kreatif itu. Satu desain , dibeli dengan harga satu
juta rupiah. Bahkan banyak perusahaan clothing yang memesan desain-desain
uniknya. Jadi , tidak ada ruginya berkutat dengan dunia gambar-menggambar.
Tidak ada salahnya mengarahkan anak untuk menekuni hobinya yang kelak akan bermanfaat.
Apa yang bisa kita lakukan?
Itu
hanya salah satu contoh bakat anak yang harus kita dukung. Bukan malah menekan
dan menggencet potensinya. Itu salah satu
kesalahan besar kita. Kalau kita tidak
mendukung bakatnya, sama saja dengan mematikan potensi –ladang emasnya. Apapaun
bakat anak, menari, menyanyi, bidang olahraga tertentu , atau bidang yang lain,
mari kita dukung dengan sepenuh hati. Mereka adalah anak-anak hebat. Calon
entrepreneur luar biasa yang akan membangun bangsa ini.
Janganlah
kita hanya focus pada otak kirinya saja. Pandai dalam hal berhitung matematis
dan logika. Tapi juga kita seimbangkan dengan kekuatan otak kanan. Kita
kembangkan kecerdasan imajinasi, dunia kreatif dan bidang seninya. Termasuk
gambar-menggambar. Karena berbagai kegiatan manusia, sangat erat dengan seni.
Misalnya, kegiatan agama, teknologi, bidang ekonomi dan social.
Sejak
dini, berikan ruang dan waktu untuk bebas berekspresi . Menggambar bebas,
dengan media cat air, finger painting atau media apapun yang memungkinkan anak untuk
menyalurkan ekspresi yang melintas di otaknya. Berikan dia buku-buku dan bacaan
yang bagus. Kelak dia menjadi orang yang kreatif di kemudian hari. Tidak hanya
kreatif dalam membuat sesuatu yang berguna. Tapi kreatif juga dalam memecahkan masalah kehidupan yang
muncul saat dia dewasa. Asalkan bukan kreatif yang punya konotasi negatif.
Misalnya melakukan penipuan ataupun tindak kriminal lainnya. Kembali lagi ,
tidak hanya IQ yang penting. Tapi ESQ (kecerdasan emosi dan spiritual ) sangat
diperlukan untuk kesuksesan di masa depan.
Perempuan
dan para ibu, mari singsingkan lengan baju. Dengan kesungguhan hati, kita
belajar memahami anak-anak kita yang mulai tumbuh dan bersemangat untuk
belajar. Kenalilah bakatnya. Kita pahami apa saja kecerdasan yang dimiliki
diantara 9 kecerdasan yang ada. Mulai kecerdasan Linguistik (bahasa), Spasial
(peka dunia visual/ gambar), interpersonal (motivator) , intrapersonal (peka
pada orang lain), musical (genius pada irama), natural (mampu identifikasi
flora dan fauna), kinestetik ( mampu mengontrol gerak tubuh), juga logis
matematis (mampu mencerna dengan logis). Nah, setelah kita tahu bakat dan
potensi anak, kita akan lebih mudah dalam mengarahkan dan mendukung kemampuan
terbaiknya untuk mendapatkan prestasi yang maksimal.
Yang
terbaru, ada inovasi menarik sehubungan dengan bagaimana cara mengenali
karakter dan bakat anak sejak dini. Ada program “Baca Wajah Baca karakter”.
Hanya dengan melihat wajah / foto seorang anak, akan bisa mengetahui apa saja
bakat dan potensi anak . Program Layanan Konseling ini boleh di coba. Mulai
usia 3 tahun, sudah bisa kita kenali bakat dan potensi seorang anak .
Mari para ibu khususnya , dan para
orangtua semua, jangan hanya menggenjot anak-anak kita dengan les mata
pelajaran di sekolah saja. Tapi masukkan
anak-anak kita pada kursus-kursus bakat yang bermanfaat untuk masa depannya.
Kursus menari, menyanyi, menggambar, les piano, les olahraga, les modeling, les
presenter cilik, les menulis, dan lainnya. Suatu saat, pisau-pisau yang selalu
di asah itu, akan mengkilap dan tajam dalam melaksanakan tugas sebagaimana
mestinya. Mereka akan melakukan yang terbaik pada bidangnya masing-masing dan
mendulang prestasi yang gemilang.
0 komentar:
Posting Komentar