Begitu juga dengan cerita anak yang saya bikin beberapa waktu yang lalu. Inspirasinya datang dari anak-anak yang sedang menyanyikan lagu di serial Upin Ipin , "Katak oh katak , kenapa kau panggil hujan..." .
Yuk, berkenalan dengan Jojo , happy-happy di musim hujan bersama anak-anak. Bercerita tentang katak dan hujan ....
Jojo Kembali Tersenyum
Oleh
: Aulia Manaf
Jojo Si Kodok Ijo berteman baik
dengan Mimi Merak yang cantik. Mereka berdua selalu rukun dan berbagi makanan.
Hutan yang rindang menjadi tempat tinggal mereka yang nyaman bersama dengan
binatang-binatang yang lain. Saat Mimi punya makanan banyak, dia akan
membagikan kepada Jojo. Dan sebaliknya kalau Jojo mempunyai makanan berlebih,
dia akan memanggil Mimi.
Suatu pagi yang lembab, udara terasa
lebih dingin dari biasanya. Jojo melompat memandang langit yang semakin gelap.
“Wah, awan mendung . Udaranya beda dari biasanya”. Jojo menduga, musim kemarau
akan segera berganti dengan musim hujan. Jojo bersorak kegirangan dan melompat
lagi. “Hore ! Musim hujan akan segera tiba !”, teriak Jojo sambil memanggil
teman-temannya. Ada Lorek yang berkulit tebal, Gembul yang gendut dan Lili yang
berkulit licin sekali. Mereka melompat menghampiri Jojo ketika mendengar kabar
yang menyenangkan itu. Bau udara yang segar dan angin yang berhembus,
menyadarkan mereka bahwa air hujan akan membawa kegembiraan untuk dunia katak.
***
Saat matahari mulai hangat, Jojo
bertemu dengan Mimi yang sedang asyik makan biji-bijian . Jojo diam saja sambil
memandangi Mimi dari tempat yang agak jauh. “Mimi .kau Merak yang sangat
cantik. Bulu-bulumu yang indah , selalu memesona siapapun .Semua manusia, pasti
berdecak kagum dan ingin berfoto denganmu. Sedangkan aku? Banyak orang yang
jijik melihatku”. Jojo mengagumi Mimi yang memang mempunyai bulu warna-warni
biru dan keemasan.
Sore itu, terdengar suara angin menggesek
daun-daun hutan. Gerimis turun satu-satu. “Air! Air! Ayo mandi teman-teman!”,
teriak Jojo tiba-tiba. “Kung-kung-kung-kung”, nyanyian katak bersahut-sahutan.
Ramai sekali di hutan rindang itu. Lorek, Gembul, Lili dan teman-teman lain,
keluar dari tempat persembunyian .Mereka bernyanyi riang. “Air yang datang. Kusambut senang. Mari bergembira. Menyambut hujan”.
Namun
apa yang terjadi dengan Jojo? Mengapa dia malah menampakkan wajah yang murung?
Mukanya yang bulat malah di tekuk. Mimi menghampiri Jojo dengan bulu-bulunya
yang basah. “Ada apa ,Jo? Mengapa kamu tidak ikut bernyanyi bersama
teman-teman?”, tanya Mimi. “Aku ngiri sama kamu, Mimi. Kamu binatang yang
cantik, bulu indah warna-warnimu, memukau semua manusia. Sedangkan aku? Aku
binatang yang tidak menarik. Warnaku gelap dan menjijikkan . Aku binatang yang
tidak banyak gunanya. Lalu, kenapa aku di ciptakan?”, protes Jojo sambil
sesenggukan. Mimi mendekati Jojo sambil berteduh di tengah hujan yang belum
reda. “Jojo, tidak ada binatang yang tidak bermanfaat. Tuhan menciptakan semua
makhluk , selalu berguna. Nyamuk yang kecil saja, ada gunanya kok. Sebagai
makanan kamu , kan? Coba lihat, ada beberapa orang yang pada malam hari
menangkap kalian”, jawab Mimi. “Aku di buru hanya dijadikan makanan Swikee. Tidak ada manfaat lain”, Jojo
memandang Mimi dengan sedih.
Beberapa saat kemudian, terdengar ada
tiga orang masuk hutan. Mereka bersepatu boot, membawa ransel punggung, berbaju
kehijauan dan bertopi petualang. “Jojo, coba lihat, siapa yang datang ke hutan
ini”. Jojo dan Mimi mengintip dari balik semak-semak. Baru saja hujan reda.
Burung-burung pun bercicit keluar dari sarangnya. “Ada perlu apa mereka kemari
ya?”, tanya Jojo penasaran. Mereka pun berniat untuk menguping pembicaraan orang-orang
itu.
Ternyata, mereka itu para penjelajah hutan, Pak Dika
seorang peneliti dan Pak Wira sebagai Penjaga Hutan. “Pak Wira, apakah di sini
juga ada komunitas kodok yang bagus?”, tanya Pak Dika . “Ya pasti ada , Pak”,
jawab Pak Wira sungguh-sungguh. “Saya butuh beberapa ekor untuk penelitian di
laboratorium. Ada proyek besar untuk obat-obatan”, Pak Dika menjelaskan dengan
wajah serius. Pak Wira dan temannya manggut-manggut saja. Mereka tersenyum
memandang katak-katak yang berlompatan kesana kemari .
“Hah?
Katak?”, Jojo dan Mimi melonjak kaget setelah mendengar kata-kata dari Pak Dika
. Mereka saling berpandangan. Jojo tersenyum malu pada Mimi. “Kau mendengar
sendiri kan , Jo? Mereka bisa memanfaatkan teman-temanmu untuk sebuah
penelitian di laboratorium. Jadi kamu bermanfaat sekali buat manusia. Ya,
kan?”. Mimi memandangi teman-teman Jojo yang masih berlompatan di tengah
genangan air dan tepi sawah. “Ya, Mimi.
Aku lupa, Pak Tani juga sangat senang kalau ada kodok. Karena kami akan
memangsa serangga-serangga yang mengganggu padi”, mulut Jojo tersenyum lebar.
“Tak ada gunanya bersedih. Ayo bernyanyi, Jo!”, teriak Mimi.
Jojo
dan Mimi melompat dengan gembira. Dari jauh mereka melihat ada orang yang
menangkap beberapa ekor katak. Jojo tersenyum lega , “Selamat tinggal
teman-temanku, kau akan bermanfaat untuk manusia. Kami akan terus berkembang
biak di sini. Tempat tinggal kami yang nyaman. Jutaan berudu baru akan lahir
dan akan menyeimbangkan lingkungan yang indah ini”, bisik Jojo di tengah hutan. Terdengar suara nyanyian merdu teman-teman
Jojo “Air yang datang. Kusambut senang.
Mari bergembira. Menyambut hujan”.Kung-kung- kung-kung….
0 komentar:
Posting Komentar