Memang
benar sekali, ditakdirkan menjadi perempuan itu harus pintar, cerdas ,
bijaksana, dan punya prinsip yang kuat dalam menghadapi setiap masalah. Kalau
tidak, wah bakal susah sendiri. Ada 1001 alasan , mengapa harus begitu. Karena
perempuan terlahir selalu mendapatkan masalah. Apalagi jaman sekarang,
tantangan menjadi perempuan akan semakin besar. Berikut ini , saya mencoba
menyusun dilema yang dihadapi banyak perempuan di dunia ini.
1. Mulai usia ABG. Coba simak, ketika pertama kali mengalami menstruasi, orangtua
harus ekstra hati-hati memperhatikan anak perempuannya. Di usia ini, ABG
dituntut untuk tidak mengikuti arus pergaulan bebas yang membahayakan. Disisi
lain, sex bebas merajalela. ABG perempuan mulai mengenal pacaran. Dan banyak
anak-anak yang sudah mengalami KDPC-Kekerasan Dalam Pacaran. Kalau tidak
menuruti kemauan pacarnya, maka akan diputus cowoknya. Padahal, dia sangat
cinta sama pacarnya. Inilah dilema pertama. Kalau anak perempuan tak punya
prinsip kuat, dia akan bisa terjerumus. Sungguh menjadi orangtua tidaklah mudah.
2. Perjodohan
ala “Siti Nurbaya”. Jangan salah, jaman sekarang masih ada perjodohan paksa
gaya “Siti Nurbaya”. Banyak perempuan di daerah yang masih terjebak perjodohan
seperti ini. Dilema “terpaksa” harus “berbakti” kepada orangtua. Di sisi lain,
tidak ada perasaan cinta kepada calon suami. Bahkan harus rela terpaksa
dijadikan istri yang nomor sekian oleh suaminya. Sungguh
memprihatinkan.Bullshit soal cinta bagi orang-orang yang dirundung kemiskinan .
3 3. Masuk
pintu gerbang pernikahan. Banyak perempuan yang juga terpaksa meneruskan
pernikahannya yang tidak sehat karena ada KDRT-Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Baik itu kekerasan fisik atau kekerasan psikis berupa kata-kata kasar,
menghina, menghujat, mengumpat dengan kata-kata yang tidak pantas. Dalam hati
ingin segera berpisah dari suami, tapi di sisi lain, masih ada ketergantungan
ekonomi pada suami dan masih memikirkan soal anak.
4. Ibu
bekerja. Ini dilema yang sangat banyak dialami perempuan. Ketika sudah menikah
dan unya anak, segera masalah muncul. Perempuan yang bekerja, merasa bingung
dalam membagi perhatian pada empat komponen. Perhatian pada suami, anak,
pekerjaan rumah dan pekerjaan di kantor. Sungguh membagi dengan adil adalah
suatu yang tidak mudah. Tentu saja, perempuan yang punya pendidikan bagus,
ingin mengamalkan ilmunya pada pekerjaan impian. Tapi di sisi lain, suami dan
anak butuh perhatian besar.Faktanya, hanya sedikit perempuan yang sukses
keduanya (karier dan rumah tangga). Banyak perempuan yang egois menapak karier,
dan anak hanya diurusi ART (Asisten Rumah Tangga). Mujur kalau ART nya berkualitas jempolan. Kalau tidak? Bisa runyam urusan anak.
5. Lingkungan sekolah. Ini dilema yang saya
alami sendiri ketika anak memasuki usia sekolah PAUD. Saya sudah menemukan sekolah
yang terbaik menurut saya. Tapi karena ada suatu masalah, anak saya harus
pindah dari sekolah itu. Tentu saja saya sedih. Tapi berikutnya saya sangat
bersyukur harus keluar dari lingkungan rumah yang lama. Suatu hari, saya lewat
di sebuah jalan yang tak jauh dari lingkungan sekolah. Bayangkan, saya
mendengar dengan telinga saya sendiri, percakapan nego harga para PSK dan
mendengar kata-kata jorok yang tidak pantas di dengar.Lalu segera saya
membayangkan, bagaimana seandainya anak saya sendiri yang mendengar kata-kata
itu? Sungguh akhirnya saya bersyukur harus keluar dari lingkungan seperti itu.
Belum lagi masalah kebimbangan kesepakatan jumlah
anak, dan lainnya. Saya yakin , banyak perempuan yang terjebak dilema. Apakah
akan keluar dari pekerjaan kantor (bekerja selama 8 sampai 9 jam sehari) atau hanya
menjadi ibu rumah tangga biasa . Atau segera menemukan bisnis baru yang bisa
dilakukan di rumah sambil “ngemong” anak. Itulah dilema perempuan di muka bumi
ini. Inilah PR hampir kebanyakan perempuan.Bagaimana dengan anda? Apakah sudah
menemukan bisnis itu? BAgaimana dengan PR para suami? Bantulah para istri untuk
memahami permasalahannya dan berusaha membantu mencari jalan keluar (kalau
diminta). Kalau tidak diminta, biarkan perempuan mencari jalan keluarnya
sendiri .
Jadi, sudah seharusnya anak perempuan dibekali ilmu yang cukup untuk menghadapi semua masalah yang bakal menghadang. Anak perempuan harus cerdas (anak lelaki juga tentunya). Supaya tidak kagetan menghadapi semua masalah :) Dan lebih enjoy menghadapi kehidupan ini.
0 komentar:
Posting Komentar