0

Kelas Inspirasi SDN Wonokitri Tosari (29 September 2014) - Menggapai Mimpi

           Hanya dua kata yang bisa menggambarkan para relawan KI (Kelas Inspirasi) Pasuruan. Keren Banget! Kali ini saya hanya menjadi relawan reporter saja..hehhehe. Tapi tahun depan, tunggu saya, saya bertekad ikut partisipasi menjadi relawan pengajar KI.


    Awalnya saya mendorong Kak Dian Wahyu untuk mendaftar online (bulan Agustus) sebagai relawan pengajar. Tapi tidak ada konfirmasi sama sekali via email. Kami mengira tidak akan berangkat menjadi relawan. Termyata beberapa hari menjelang Hari Inspirasi, ada pesan di WA kalau harus berangkat ke SDN Wonokitri Tosari. Kenapa tidak ke sekolah yang terdekat rumah? Jawabannya adalah penempatan relawan telah diundi. Wow! Kebayang dong Wonokitri terletak di Kecamatan Tosari (lereng Bromo) yang dingin dengan view yang keren.
    Sekedar info, untuk KI Pasuruan, tahun ini adalah tahun ke dua. Ada empat sekolah yang dikunjungi oleh para inspirator: SDN Wonokitri Tosari, SDN Pecalukan 5 Prigen, SDN Semedusari Lekok dan SDN Grati 4. Dengan panitia yang TOP diantaranya adalah Kak Pujo, Kak Sapta dan Kak Ilyas. All of you , jempol deh! Lanjutkan semangat tahun depan.
Dan yang menjadi para pengajar profesi KI Pasuruan di SDN Wonokitri adalah :
1. Kak Donna (Psikolog)
2. Kak Dian Wahyu (Designer)
3. Kak Isti (Microbiology Analist)
4. Kak Habibi (Marketing Manager)





   
     Kami bareng beberapa relawan fotografer dan videografer sehari sebelumnya (Minggu sore) sudah sampai di Tosari. Langsung menuju sekolah untuk pasang banner , menyiapkan layang-layang. Kebayang dong perjalanan berapa lama kalau harus berangkat dari Pandaan. Nggak mungkin berangkat Senin jam empat pagi. Semua prepare apa saja yang akan dipersiapkan untuk anak-anak esok paginya.







     Senin pagi jam 6.00 kami berangkat dari penginapan menuju lokasi. Ternyata di sana sudah upacara bendera. Lalu disambung dengan perkenalan Kakak-kakak pengajar. Setelah itu anak-anak masuk kelas dan kami briefing detail jadwal masuk kelas dan persiapan pemberian hadiah kepada anak-anak.
     Tiba saatnya semua pengajar masuk kelas masing-masing, kelas 4, 5, 6A dan 6B. Semua pengajar , dengan semangat menjelaskan profesi yang digeluti masing-masing. Semua siswa mengikuti dengan antusias. Istirahat tiba, setelah mengajar tiga kelas yang berbeda. Dan sesi terakhir adalah menempelkan tulisan nama dan impian profesi mereka ke pohon cita-cita. Terhikat jelas anak-anak bersemangat menuliskan cita-citanya.

      Ada beberapa hal yang menarik untuk saya tulis disini di SDN Wonokitri . Sekolah ini lebih tepat dijuluki SDJ (Sekolah Depan Jurang). Bagaimana tidak, tepat di depan sekolah, setelah jalan ada jurang menganga tanpa satu pagarpun. Saya berpikir, masa sih nggak ada niatan untuk membuat pagar di tepi jalan demi untuk keselamatan anak-anak. Saya yang melihat sampai ngeri sendiri. Sampai ada teman yang nyeletuk "mereka itu sudah biasa. Justru kalau mereka ke kota, malah akan ketakutan (sama mobil)".
     Yang unik lagi, mayoritas anak-anak Tosari beragama Hindu. Terbukti ketika membacakan doa (saat upacara), doa yang dibaca berbeda dengan upacara pada umumnya. Juga saat masuk kelas (mulai pelajaran) mereka mengucapkan doa khusus untuk umat Hindu. Ada satu lagi yang menggelitik. Beberapa anak memakai anting-anting di telinga kirinya. Setelah saya amati, mereka memakai celana pendek. Jelas mereka laki-laki , dong. Ternyata setelah saya tanyakan kepada salah satu guru, bahwa anak laki-laki yang memakai anting adalah anak yang lahir pada hari Wage (pasaran Jawa). Tujuannya supaya mereka tidak menjadi anak nakal. Ini sungguh kebalikan dari daerah Jawa pada umumnya. Kalau di daerah saya, malah anak yang memakai anting adalah anak yang kelakuan negatif. Ah, itulah sebuah keunikan budaya. Coba cermati foto ini (anak pakai topi di tengah) .


     Nah, kembali ke KI Pasuruan yang ada di SDN Wonokitri. Setelah selesai menempelkan cita-cita, mereka keluar kelas menuju teras menuliskan cita-cita mereka ke dua buah layang-layang yang akan diterbangkan. Tak bisa dipungkiri, inilah saat-saat yang mengharukan. Seperti layang-layang yang terbang tinggi, cita-cita mereka harus setinggi langit juga. Anak-anak harus berani bermimpi untuk kemudian berjuang mewujudkan mimpi mereka. Semoga kelak apa yang kalian cita-citakan tercapai ....Aamiin. :)












0 komentar:

Posting Komentar