0

Ayo Peka Pada Bakat Anak

         Ingin segera berbagi tulisan saya sekitar setahun yang lalu (JP Radar Bromo) . Biar agak lama tapi masih bisa diaplikasikan pada anak-anak. Tak ada kata terlambat untuk terus belajar . Yuuk, silakan baca-baca :) Karena bakat anak adalah harta yang tak ternilai yang seharusnya dikembangkan semaksimal mungkin. Tak bijak kalau kita sudah tahu bakat anak, tapi tak memedulikannya . Yang ada pastilah penyesalan di belakang hari.




 
                                     Ayo , Peka Pada Bakat Anak
            Bulan April identik dengan Hari Kartini. Dan hari Kartini identik dengan perempuan. Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai perempuan Indonesia masa kini? Isu-isu feminisme, persamaan gender, persamaan hak dan kewajiban atau isu problema wanita karier atau poligami, sepertinya menjadi masalah yang sudah terlalu sering dibicarakan. Namun yang lebih penting untuk perempuan adalah menyiapkan anak-anak kita menjadi generasi taqwa (takut pada Tuhannya), mandiri, kreatif, dan punya keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Ini sangat penting dalam menghadapai jaman yang semakin kompetitif . Orang kreatif menjadi modal yang utama dalam menapaki permasalahan kehidupan selanjutnya.

Tugas Perempuan
            Tugas perempuan jaman sekarang lebih berat? Jelas. Tidak ada yang bisa membantah opini itu. Menjadi ibu adalah keniscayaan seorang perempuan yang sungguh sangat berat. Meski kadang ada beberapa perempuan yang tidak punya keinginan menjadi seorang ibu. Jaman sekarang, seorang ibu tidak hanya dituntut untuk menjalani peran mengurus Rumah Tangga, suami, rumah dan mengurus anak-anak dari bangun tidur sampai tidur lagi. Tapi lebih dari itu, juga harus bisa membantu menggali potensi anak sejak dini. Namun apa yang terjadi saat ini? Sepertinya pengetahuan para ibu di masyarakat kita masih minim tentang segala sesuatu terkait dengan potensi dan bakat anak.
            Contohnya, baru-baru ini ada seorang ibu yang mempunyai anak TK yang sudah punya bakat menggambar yang luar biasa. Pernah suatu hari dia melihat kejadian kecelakaan di jalan. Dan dengan antusiasnya dia menceritakan kronologi kejadian kecelakaan itu dengan cara menggambar , lengkap dengan gambar kendaraan , orang-orang di sekitarnya dan kondisi jalanan pada saat kecelakaan terjadi. Dengan gambar yang sangat detail dan sangat jelas. Tapi apa kenyataannya? Ibunya sama sekali tidak mendukung bakat anaknya tersebut. Tidak pernah diikutkan ke lomba-lomba menggambar dan mewarnai, atau lomba sejenis. Tidak pernah dibelikan crayon atau spidol untuk latihan di rumah ( crayon hanya ada di sekolah), apalagi diikutkan kursus menggambar atau mewarnai. Saat ditanya, mengapa tidak memberikan fasilitas untuk anaknya yang punya bakat luar biasa seperti itu? Lalu apa jawabannya? “Saya tidak mau anak saya menjadi pelukis”.  Jawaban yang sangat naïf dan sangat sempit sudut pandangnya. Namun  itulah jawaban dari sebagian besar para orangtua yang masih sempit wawasannya tentang seni dan imajinasi otak kanan. Keinginan orangtua kebanyakan masih berkisar tentang “ sekolah yang tinggi”, lalu bekerja di perusahaan yang bonafid atau menjadi pegawai negeri saja supaya aman.


Fakta tentang Seni dan Trend Profesi Saat Ini
            Banyak orangtua yang punya pandangan sempit tentang “hobi menggambar” anaknya. Dari kecil sudah suka corat-coret tembok rumah, mencoret buku, menggambar di tembok sekolah, atau di mana saja tempat yang bisa membuat ekspresi pensil dan krayonnya merajalela. “Mau jadi apa anakku ini?” . Mungkin hanya itu pertanyaan yang ada di benak para orangtua saat melihat anaknya mulai beraksi. Apakah ada kemarahan dan emosi?  Tentu banyak orangtua  yang emosi menghadapi “kenakalan” anaknya dan berpikir negative. “Aku tidak mau anakku menjadi pelukis”. Apakah “hanya” itu yang kita pikirkan?
            Sempit sekali kalau pemikiran kita hanya sebatas itu. Apakah penghobi menggambar “hanya” akan menjadi pelukis saat dewasa kelak? Tentu saja tidak. Hobi menggambar adalah cikal bakal orang-orang genius yang bisa merubah dunia. Hobi yang sangat luar biasa. Coba lihat para arsitek, desainer fashion, desainer iklan TV, desainer gadget teknologi, para penemu dan ilmuwan genius. Semua melakukan hal yang luar biasa itu , mengawali dengan mencorat-coret dan menggambar ! Tengoklah industri kreatif televisi dan media elektonik dunia maya yang “hidup” dengan banyaknya desainer yang malang melintang. Mulai desain kostum pengisi acara, periklanan, sampai, desain websitenya.
            Coba amati industri fashion yang juga luar biasa di Indonesia. Pada tahun 2010, nilai ekspor produk fashion sudah mencapai Rp 72 triliun, dan nilai ini meningkat sekitar 18,04 persen dari tahun sebelumnya. Selain meningkatkan pendapatan negara, industri ini juga memiliki nilai positif karena dapat menyerap tenaga kerja dan penyediaan lapangan usaha nasional. Fakta di lapangan industri fashion mendominasi sektor industri kreatif sebesar 54,32 persen dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,13 juta orang, atau 4,22 persen dari tingkat partisipasi penyerapan tenaga kerja nasional.
            Nah, dari kenyataan di atas, tidak ada alasan kita melarang anak-anak kita yang suka menggambar. Jadi, bersyukurlah para orangtua yang mempunyai anak yang suka menggambar. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, sudah banyak kursus menggambar untuk anak yang memang berbakat .Misalnya ada kursus menggambar komik manga (komik Jepang). Tujuannya untuk mengasah dan mengarahkan bakatnya supaya menjadi sosok yang professional di bidangnya. Malah ada anak-anak yang masih sekolah SMA sudah bisa mendapatkan uang aku sendiri dengan “tidak sengaja”. Mereka menggambar (mendesain) untuk kaos . Lalu meng-upload di blog mereka. Awalnya mereka hanya pamer karya saja. Tapi selanjutnya banyak orang luar negeri yang malah ingin membeli desain anak-anak kreatif itu. Satu desain , dibeli dengan harga satu juta rupiah. Bahkan banyak perusahaan clothing yang memesan desain-desain uniknya. Jadi , tidak ada ruginya berkutat dengan dunia gambar-menggambar. Tidak ada salahnya mengarahkan anak untuk menekuni hobinya yang kelak akan bermanfaat.

Apa yang bisa kita lakukan?
            Itu hanya salah satu contoh bakat anak yang harus kita dukung. Bukan malah menekan dan menggencet  potensinya. Itu salah satu kesalahan besar  kita. Kalau kita tidak mendukung bakatnya, sama saja dengan mematikan potensi –ladang emasnya. Apapaun bakat anak, menari, menyanyi, bidang olahraga tertentu , atau bidang yang lain, mari kita dukung dengan sepenuh hati. Mereka adalah anak-anak hebat. Calon entrepreneur luar biasa yang akan membangun bangsa ini.
            Janganlah kita hanya focus pada otak kirinya saja. Pandai dalam hal berhitung matematis dan logika. Tapi juga kita seimbangkan dengan kekuatan otak kanan. Kita kembangkan kecerdasan imajinasi, dunia kreatif dan bidang seninya. Termasuk gambar-menggambar. Karena berbagai kegiatan manusia, sangat erat dengan seni. Misalnya, kegiatan agama, teknologi, bidang ekonomi dan social.
            Sejak dini, berikan ruang dan waktu untuk bebas berekspresi . Menggambar bebas, dengan media cat air, finger painting atau media apapun yang memungkinkan anak untuk menyalurkan ekspresi yang melintas di otaknya. Berikan dia buku-buku dan bacaan yang bagus. Kelak dia menjadi orang yang kreatif di kemudian hari. Tidak hanya kreatif dalam membuat sesuatu yang berguna. Tapi kreatif  juga dalam memecahkan masalah kehidupan yang muncul saat dia dewasa. Asalkan bukan kreatif yang punya konotasi negatif. Misalnya melakukan penipuan ataupun tindak kriminal lainnya. Kembali lagi , tidak hanya IQ yang penting. Tapi ESQ (kecerdasan emosi dan spiritual ) sangat diperlukan untuk kesuksesan di masa depan.
            Perempuan dan para ibu, mari singsingkan lengan baju. Dengan kesungguhan hati, kita belajar memahami anak-anak kita yang mulai tumbuh dan bersemangat untuk belajar. Kenalilah bakatnya. Kita pahami apa saja kecerdasan yang dimiliki diantara 9 kecerdasan yang ada. Mulai kecerdasan Linguistik (bahasa), Spasial (peka dunia visual/ gambar), interpersonal (motivator) , intrapersonal (peka pada orang lain), musical (genius pada irama), natural (mampu identifikasi flora dan fauna), kinestetik ( mampu mengontrol gerak tubuh), juga logis matematis (mampu mencerna dengan logis). Nah, setelah kita tahu bakat dan potensi anak, kita akan lebih mudah dalam mengarahkan dan mendukung kemampuan terbaiknya untuk mendapatkan prestasi yang maksimal.
            Yang terbaru, ada inovasi menarik sehubungan dengan bagaimana cara mengenali karakter dan bakat anak sejak dini. Ada program “Baca Wajah Baca karakter”. Hanya dengan melihat wajah / foto seorang anak, akan bisa mengetahui apa saja bakat dan potensi anak . Program Layanan Konseling ini boleh di coba. Mulai usia 3 tahun, sudah bisa kita kenali bakat dan potensi seorang anak .
            Mari para ibu khususnya , dan para orangtua semua, jangan hanya menggenjot anak-anak kita dengan les mata pelajaran di sekolah saja. Tapi  masukkan anak-anak kita pada kursus-kursus bakat yang bermanfaat untuk masa depannya. Kursus menari, menyanyi, menggambar, les piano, les olahraga, les modeling, les presenter cilik, les menulis, dan lainnya. Suatu saat, pisau-pisau yang selalu di asah itu, akan mengkilap dan tajam dalam melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Mereka akan melakukan yang terbaik pada bidangnya masing-masing dan mendulang prestasi yang gemilang.


0 komentar:

Posting Komentar