0

5 Dilema Perempuan Yang Harus Dihadapi

  Memang benar sekali, ditakdirkan menjadi perempuan itu harus pintar, cerdas , bijaksana, dan punya prinsip yang kuat dalam menghadapi setiap masalah. Kalau tidak, wah bakal susah sendiri. Ada 1001 alasan , mengapa harus begitu. Karena perempuan terlahir selalu mendapatkan masalah. Apalagi jaman sekarang, tantangan menjadi perempuan akan semakin besar. Berikut ini , saya mencoba menyusun dilema yang dihadapi banyak perempuan di dunia ini.





1.  Mulai usia ABG. Coba simak, ketika pertama kali mengalami menstruasi, orangtua harus ekstra hati-hati memperhatikan anak perempuannya. Di usia ini, ABG dituntut untuk tidak mengikuti arus pergaulan bebas yang membahayakan. Disisi lain, sex bebas merajalela. ABG perempuan mulai mengenal pacaran. Dan banyak anak-anak yang sudah mengalami KDPC-Kekerasan Dalam Pacaran. Kalau tidak menuruti kemauan pacarnya, maka akan diputus cowoknya. Padahal, dia sangat cinta sama pacarnya. Inilah dilema pertama. Kalau anak perempuan tak punya prinsip kuat, dia akan bisa terjerumus. Sungguh menjadi orangtua tidaklah mudah.
2.      Perjodohan ala “Siti Nurbaya”. Jangan salah, jaman sekarang masih ada perjodohan paksa gaya “Siti Nurbaya”. Banyak perempuan di daerah yang masih terjebak perjodohan seperti ini. Dilema “terpaksa” harus “berbakti” kepada orangtua. Di sisi lain, tidak ada perasaan cinta kepada calon suami. Bahkan harus rela terpaksa dijadikan istri yang nomor sekian oleh suaminya. Sungguh memprihatinkan.Bullshit soal cinta bagi orang-orang yang dirundung kemiskinan .
3 3. Masuk pintu gerbang pernikahan. Banyak perempuan yang juga terpaksa meneruskan pernikahannya yang tidak sehat karena ada KDRT-Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Baik itu kekerasan fisik atau kekerasan psikis berupa kata-kata kasar, menghina, menghujat, mengumpat dengan kata-kata yang tidak pantas. Dalam hati ingin segera berpisah dari suami, tapi di sisi lain, masih ada ketergantungan ekonomi pada suami dan masih memikirkan soal anak.
4.     Ibu bekerja. Ini dilema yang sangat banyak dialami perempuan. Ketika sudah menikah dan unya anak, segera masalah muncul. Perempuan yang bekerja, merasa bingung dalam membagi perhatian pada empat komponen. Perhatian pada suami, anak, pekerjaan rumah dan pekerjaan di kantor. Sungguh membagi dengan adil adalah suatu yang tidak mudah. Tentu saja, perempuan yang punya pendidikan bagus, ingin mengamalkan ilmunya pada pekerjaan impian. Tapi di sisi lain, suami dan anak butuh perhatian besar.Faktanya, hanya sedikit perempuan yang sukses keduanya (karier dan rumah tangga). Banyak perempuan yang egois menapak karier, dan anak hanya diurusi ART (Asisten Rumah Tangga). Mujur kalau ART nya berkualitas jempolan. Kalau tidak? Bisa runyam urusan anak. 
5.      Lingkungan sekolah. Ini dilema yang saya alami sendiri ketika anak memasuki usia sekolah PAUD. Saya sudah menemukan sekolah yang terbaik menurut saya. Tapi karena ada suatu masalah, anak saya harus pindah dari sekolah itu. Tentu saja saya sedih. Tapi berikutnya saya sangat bersyukur harus keluar dari lingkungan rumah yang lama. Suatu hari, saya lewat di sebuah jalan yang tak jauh dari lingkungan sekolah. Bayangkan, saya mendengar dengan telinga saya sendiri, percakapan nego harga para PSK dan mendengar kata-kata jorok yang tidak pantas di dengar.Lalu segera saya membayangkan, bagaimana seandainya anak saya sendiri yang mendengar kata-kata itu? Sungguh akhirnya saya bersyukur harus keluar dari lingkungan seperti itu.


Belum lagi masalah kebimbangan kesepakatan jumlah anak, dan lainnya. Saya yakin , banyak perempuan yang terjebak dilema. Apakah akan keluar dari pekerjaan kantor (bekerja selama 8 sampai 9 jam sehari) atau hanya menjadi ibu rumah tangga biasa . Atau segera menemukan bisnis baru yang bisa dilakukan di rumah sambil “ngemong” anak. Itulah dilema perempuan di muka bumi ini. Inilah PR hampir kebanyakan perempuan.Bagaimana dengan anda? Apakah sudah menemukan bisnis itu? BAgaimana dengan PR para suami? Bantulah para istri untuk memahami permasalahannya dan berusaha membantu mencari jalan keluar (kalau diminta). Kalau tidak diminta, biarkan perempuan mencari jalan keluarnya sendiri . 
Jadi, sudah seharusnya anak perempuan dibekali ilmu yang cukup untuk menghadapi semua masalah yang bakal menghadang. Anak perempuan harus cerdas (anak lelaki juga tentunya). Supaya tidak kagetan menghadapi semua masalah :)  Dan lebih enjoy menghadapi kehidupan ini. 




0 komentar:

Posting Komentar